بَابُ مَا جَآءَ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِوَرَثَتِهِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُوْنَ...الأية. سورة النّساء ٣٣
Artinya: Allah ta’ala
telah berfirman: “Bagi setiap orang, telah kami tentukan Ahli Warisnya
masing-masing, yang akan mewarist harta peninggalannya kedua orang tua dan
beberapa kerabat” QS An-Nisa’
33
Hikmah dari ayat diatas, Para Ulama’ Faraidh menyimpulkan beberapa
Rukun Warist (أَرْكَانِ الْإِرْثِ). Rukun Warist ada 3,
yaitu:
1.
Muwarrist (Orang
yang memberi waristan/ Mayit/ وَلِكُلٍّ)
2.
Waarist (Orang yang
mewarist/ Ahli Warist/ مَوَالِيَ)
3.
Maurust (Harta yang
diwarist/ Tarikah/ مِمَّا تَرَكَ)
حَدَّثَنَا سَعِيْدُ
بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيْدٍ الْأُمَوِيُّ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُوْ سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ﷺ مَنْ
تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ. رواه الترمذى فى كتاب الفرائض
Artinya: Nabi SAW
bersabda: “Siapa saja yang mati meninggalkan harta, maka harta tersebut untuk
Ahli Warisnya, Tapi barang siapa yang mati meninggalkan keluarga yang
terlantar/ perlu bantuan, maka aku yang akan menanggungnya” HR At-Tirmidzi fi Kitabul Faraidh
Nabi bersabda seperti ini, setelah fathul mekah, yaitu ketika
Baitul Mal Islam sedang kaya. Dan oleh Nabi keluarga-keluarga terlantar saat
itu, semuanya di tanggung Baitul Mal. Bahkan pada Riwayat Sunan Abu Dawud
hutang pun saat itu dibayar oleh Baitul Mal.
وَمَنْ تَرَكَ دَّيْنًا
أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ Siapasaja yang meninggalkan hutang atau keluarga yang terlantar
maka aku yang menanggung semuanya (dibiayai oleh baitul mal).
Nabi berbuat seperti
ini, sudah ada dasar dalilnya didalam Al-Qur’an (33/6) النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ “Nabi lebih berhaq
mengatur dirinya Orang Iman, dari pada Orang Iman itu sendiri”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar